Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan istilah populer di masa kini yang sering digembar-gemborkan oleh banyak perusahaan, sebagai salah satu strategi menarik simpati publik, dan juga oleh para pemerhati maupun politisi-politisi, yang entah motifnya memang murni membela kepentingan rakyat banyak atau hanya sekedar cari sensasi dan muka saja. Sebenarnya apa sih CSR itu?
CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para stakeholders berdasarkan prinsip sukarela dan kemitraan. Kalau mau dikata dalam bahasa yang lain: Amal Perusahaan (Corporate Charity), Kedermawanan Perusahaan (Corporate Philantrophy), Relasi Kemasyarakatan Perusahaan (Corporate Community), dan Pengembangan Masyarakat (Community Development). CSR dapat pula diartikan sebagai komitmen industri untuk mempertanggung-jawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungannya. Melaksanakan CSR dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan di suatu daerah. (Tanudjaja, 2009)
Beberapa tahun belakangan, CSR sedang jadi trend pemberitaan dimana-mana. Semakin banyak individu dan perusahaan yang memandang CSR itu penting dan mencanangkan program CSR yang rapi. Namun, ekonomi yang tumbuh pesat tidak dibarengi dengan kondisi masyarakat ekonominya yang tumbuh sangat lambat. Keterlibatan teknologi yang tinggi membuat banyak perusahaan lebih senang menggunakan tenaga kerja profesional di luar lingkungan masyarakat setempat dan mengabaikan eksistensi masyarakat sekitar. Yang penting profit, menjadi salah satu slogan yang serupa kerak mengganggu dan bisa menyebabkan usaha CSR menjadi berlubang dan cenderung dilupakan.
Nah, mengapa judul untuk tema semacam ini dikait-kaitkan dengan sesosok pahlawan tanpa tanda jasa, selain guru, bernama William Soerjadjaja? Seperti yang kita ketahui, beliau adalah pendiri dari Astra Internasional yang terkenal sebagai perusahaan otomotif raksasa di bumi Indonesia ini. Memang tidak banyak orang awam yang mengenal nama beliau maupun pribadinya, tetapi di dunia para pengusaha dan para pebisnis yang beretika, beliau adalah salah satu contoh terbaik dan melegenda sepanjang masa karena tindakan CSR nya yang benar-benar tidak umum dilakukan pengusaha besar kebanyakan namun mengharukan. Di saat zaman dulu isu CSR tidak begitu mencuat, beliau muncul dengan tindakannya yang menghasilkan cerita epos kepahlawanan yang mungkin setara dengan raja-raja kerajaan nusantara yang bijak pada zaman dahulu.
Permasalahannya adalah, di masa dimana CSR semakin digadang-gadang menjadi salah satu skala ukur keberhasilan suatu perusahaan di dalam bertahan hidup dan berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat, apakah kualitas dan kuantitas CSR yang dilakukan perusahaan saat ini menjadi semakin baik atau justru semakin terjun bebas? Dan apakah ada di antara perusahaan-perusahaan yang menjadi contoh pembahasan ini yang pantas disebut sebagai pewaris dari legenda emas William Soerjadjaja? Penulis akan membahasnya dalam halaman-halaman berikut.
Minggu, 05 Desember 2010
CSR : Siapa Penerus William Soerjadjaja? (Bagian 1)
Label:
bisnis,
ekonomi,
industri,
lingkungan,
management,
marketing,
strategic
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar