Akhir-akhir ini banyak isu-isu bermunculan mengenai keberadaan sesuatu yang disebut Indigo Children. Masih membekas di ingatan kita tentang fenomena seorang bocah bernama Ponari, dimana hanya dengan mencelupkan sebuah batu, ia bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit banyak warga. Apakah ia termasuk sebagai anak indigo? Penulis menjawab, ya, namun Ponari sudah tidak tepat lagi disebut indigo secara keseluruhan.
Kemunculan anak-anak indigo di milenium ketiga ini bukan tanpa alasan. Menurut berbagai sumber yang beredar luas, mereka membawa misi-misi tertentu. Dengan segenap kemampuan lebih yang diperoleh dari terbukanya dan terasahnya sixth sense mereka sejak lahir, anak-anak indigo diutus oleh Yang Maha Kuasa untuk membawa pencerahan di dunia yang semakin hari semakin hancur. Mereka diharapkan bisa mengembalikan keseimbangan alam.
Fenomena anak-anak indigo erat kaitannya dengan ramalan suku Maya mengenai bencana besar tahun 2012. Apakah tahun 2012 akan kiamat atau tidak, hanya Tuhan yang mengetahui kapan dunia ini akan berakhir. Salah satu isu fenomena yang akan muncul menjelang tahun-tahun tersebut adalah pergantian ras manusia dari yang biasa digantikan oleh ras yang super unggul. Isu ini sering dikaitkan dengan fenomena munculnya anak-anak indigo. Mereka menunjukkan perilaku lebih dewasa dibandingkan usianya dan memiliki kemampuan intuisi yang sangat tinggi. Biasanya anak indigo tidak mau diperlakukan seperti anak kecil.
Indigo mengacu pada warna jiwa yang indigo. Inilah yang menunjukkan adanya “Jiwa Utama” yang bertindak sebagai seorang guru atau penyembuh. Setiap orang indigo akan melakukan misi pengajaran atau menyembuhkan dengan berbagai cara. Sering kali dengan caranya sendiri. Sebagian orang percaya bahwa para rasul, nabi,dan orang suci serta para wali adalah indigo karena misi mereka dalam skala global adalah mengajar, menyembuhkan, dan menggeser kesadaran umat manusia.
Tanda-tanda generasi pertama dari anak-anak indigo kebanyakan lahir setelah PD II, namun belum menciptakan perubahan-perubahan penting. Baru setelah tahun 70-an, generasi pertama anak-anak indigo dilahirkan. Mereka, yang sekarang ini berusia sekitar 30-40 tahunan, ini adalah generasi laskar yang sesungguhnya, yang sudah memulai proses menentang dan menggeser sistem yang sudah usang. Merekalah pemimpin yang sesungguhnya yaitu barisan orang-orang spiritual dengan berbagai macam warna yang siap mengubah dasar dunia ini.
Mereka diikuti oleh indigo yang lahir di tahun 80-an dan 90-an yang lebih meningkat kepekaan dan perbaikan, sampai akhir 90-an dan awal 2000-an ketika lahir anak-anak generasi kristal. Anak-anak kristal, yang umumnya saat ini masih berumur dibawah 10 tahun, adalah jenis laskar rohani yang berbeda, lebih tenang dan tercerahkan dengan kesadaran Tuhan berada di dalam mereka. Berdasarkan penjelasan di atas, Ponari yang penulis jadikan contoh di awal tulisan ini termasuk generasi awal anak-anak Kristal.
Anak-anak Indigo, terutama menjelang generasi terakhir, mengetahui bahwa mereka spesial dan kehadiran mereka di bumi adalah untuk melakukan sesuatu yang signifikan. Mereka berorientasi pada otak bagian kanan. Secara umum tertarik pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan musik, seni, menulis, dan keagamaan serta kerohanian. Mereka sering suka melakukan meditasi, takafur, sholat, retret, ataupun perenungan. Namun demikian, jangan jadikan tulisan ini sebagai justifikasi untuk malas belajar atau kuliah, lho!
Karakteristik kunci dari orang-orang indigo, terutama di Indonesia atau paling tidak yang penulis amati sehari-hari, adalah sering merasakan kemarahan. Mereka tidak bisa diperintah oleh figur yang seolah-olah berkuasa karena kebanyakan orang indigo tidak mengenal “otoritas” dalam kamus manusia mereka. Mereka hanya mengakui bahwa semua manusia itu sama, sehingga mereka akan mudah marah terhadap orang yang menggunakan otoritas dan bertindak sebagaimana layaknya diktator. Contoh: Orang tua (yang kebanyakan berasal dari generasi sebelum indigo), guru/dosen, atau bos di tempat kerja.
Hal itu juga meliputi jiwa para indigo muda dengan sedikit pemahaman tentang “kekuatan atas yang lain”, seperti dominasi dan hegemoni oleh pihak yang kuat terhadap yang lemah di muka bumi. Oleh karena itu, sering terbesit di pikiran dan mental para generasi indigo, bahwa mereka lelah dengan permainan politik, kekuasaan, jabatan, KKN, dan semacam itu yang seakan-akan merajalela di dunia ini dan semakin membuat dunia ini kotor.
Keberadaan anak-anak indigo yang jumlahnya meningkat dengan pesat menjelang abad ke-21 hingga sekarang adalah dalam rangka mempersiapkan kepemimpinan dunia yang dinantikan banyak orang. “Dia” yang dinantikan adalah seorang khalifah, pemimpin manusia yang dinanti banyak orang. Dia tidak hanya dinantikan oleh umat agama tertentu saja, namun juga oleh seluruh umat manusia dan alam semesta yang merindukan kedamaian dan kesejahteraan yang sesungguhnya.
Dia akan meniti kekuasaan sejak kelahirannya. Tampuk kekuasaan akan direbutnya dari penguasa-penguasa zalim di dunia dengan kemudahan yang diberikan Tuhan. Dia menerapkan aturan-aturan Tuhan dengan lemah-lembut dan kasih sayang. Ya, karena dia adalah seorang anak kristal yang tenang, lembut, dan penuh kasih sayang.
Adakah penentangan yang terjadi? Tentu saja pihak-pihak yang hegemoninya di dunia tersaingi akan menentang generasi indigo. Mereka akan membentuk koalisi menghalangi perjalanannya menuju tampuk kekuasaan jagad ini. Segala cara mereka lakukan, termasuk memecah-belah dan mengarahkan orang-orang indigo yang mereka kuasai untuk membantu niat jahat mereka. Anak-anak indigo tidak akan tinggal diam. Komunikasi dengan sahabat-sahabat di dimensi spiritualitas yang telah terbina sejak dini akan digunakan untuk melindungi sang calon pemimpin, salah satu dari anak-anak kristal. Kekuatan akan dikerahkan secara penuh dan Tuhan berada di pihak sang khalifah akhir zaman.
Tahun 2012 nanti adalah titik awal pertempuran bagi para generasi terakhir indigo, dalam kata lain kita semua sebagai generasi penerus bangsa. Dengan kekuatan penuh, saling bertekun dalam iman, dan saling mendukung satu sama lain, seluruh indigo akan mulai bergerak di seluruh dunia. Di masa itu, kita akan diseleksi apakah kita pantas untuk membimbing dan menjadi tameng bagi para generasi kristal, yang nantinya akan berperan sebagai penyambut datangnya sang khalifah, sekaligus datangnya akhir zaman.
==================================================================
After read this article, please comment to show that you participated in this blog's growth and development.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar