Senin, 14 Juni 2010

It's not Segmentation anymore! It's Communitization!

Dalam Legacy Marketing, langkah pertama menyusun strategi marketing adalah Segmentasi. Namun, dalam era New Wave Marketing, yang dilakukan bukanlah segmentasi, tapi Communitization atau upaya membentuk suatu komunitas atau memanfaatkan komunitas yang ada.

Dalam komunitas terjadi relasi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan kepentingan atau nilai yang dianut. Beda dengan segmentasi yang aggota segmennya bisa tidak peduli satu sama lain. Inilah salah satu perbedaan Segmentation dan Communitization.

Kemudian, dalam segmentasi, pembentukkannya dilakukan oleh perusahaan sehingga sifatnya vertikal. Prosesnya berlangsung dari atas ke bawah. Pelanggan dan calon pelanggan dianggap berada di bawah produsen. Sedangkan di dalam Communitization, pembentukannya dilakukan oleh orang per orang yang setara sehingga bersifat horisontal. Juga, kalau dalam Segmentasi yang terjadi adalah high-budget, high impact marketing, maka dalam Communitization yang terjadi adalah low-budget, high impact marketing.

Mengapa demikian? Karena segmentasi sifatnya adalah inisiatif dari perusahaan, dimana mereka harus melakukan survei / riset pasar atau membeli laporan riset suatu lembaga, dan itu membutuhkan biaya mahal. Sudah demikian, segmentasi tidak ada yang “merawat”, karena memang antar anggota segmen tersebut bisa tidak kenal satu sama lain, dan kita juga tidak peduli kan? Sementara dalam Communitization, perusahaan tidak harus melakukan riset pasar. Cukup mengidentifikasi komunitas yang sudah ada. Kalau ternyata tidak menemukan komunitas yang dinilai cocok, maka barulah perusahaan tersebut mempelopori berdirinya suatu komunitas.

Komunitas ini bisa berbentuk online, offline, atau gabungan keduanya. Contoh komunitas online adalah Facebook. Kalau anda punya account di sana, pasti anda sering mendapat undangan untuk bergabung dalam suatu komunitas. Kalau kita “klik” dengan komunitas tersebut, pasti kita akan bergabung walaupun kita tidak tahu siapa saja anggota yang ada di sana. Setelah bergabung, barulah kita bisa saling mengenal anggota komunitas tersebut dan bisa cepat akrab karena memang punya kegemaran atau kepentingan yang sama.

==================================================================
After read this article, please comment to show that you participated in this blog's growth and development.

2 komentar:

eko marwanto mengatakan...

wah jadi gatel pengen nulis tentang new wave marketing juga nih.,.. makasih om atas sharenya,.

Vinko Satrio Pekerti mengatakan...

sama-sama mas eko, semoga bermanfaat untuk anda :)