Senin, 27 Juli 2009
Siraman Rohani - 2
Motivation for Today - Andrie Wongso
Kamis, 23 Juli 2009
Motivation for Today - Andrie Wongso
Rabu, 01 Juli 2009
Tips Waralaba / Franchise
Untuk itu berikut adalah beberapa panduan yang tepat untuk memilih sebuah franchise:
Terbukti Sukses
Dalam memilih franchise, sejarah usaha tersebut harus jelas, karena sangat penting. Disarankan agar memilih franchise yang memilik neraca keuangan stabil dalam lima tahun. Itu menunjukkan, konsumen sudah mampu menerima bisnis tersebut.
Unik dan unggul
Di tengah persaingan ketat saat ini, keunikan sebuah usaha bisa menjadi penentu kesuksesan. Contohnya, franchise restoran. Keunikan bumbu masak bisa menjadi kekuatan daya jual produk.
Brand sudah dikenal
Sebuah franchise minimal harus memiliki tiga cabang. Agar lebih gampang menjalankan usaha ini, sebaiknya kita memilih yang sudah terkenal. Dengan demikian ketika bersaing di pasar akan lebih mudah.
Ada standardisasi usaha
Sebuah franchise yang baik harus memiliki sistem pembukuan, dokumentasi, rekrutmen serta program pelatihan karyawan yang sudah baku dan terbukti bermutu. Melalui standardisasi ini kita bisa melakukan evaluasi atau perbandingan dengan yang lainnya, jika kemudian usaha kita kurang berhasil.
Pangsa pasar besar
Untuk mengurangi risiko pasar, sebaiknya kita memilih usaha yang menjadi kebutuhan banyak orang. Misalnya, bisnis makanan dan kebutuhan pokok lainnya, yang sudah dilakukan oleh Indomaret yang punya 3000-an gerai waralaba.
Prospek cerah
Agar tak sia-sia membayar franchise fee yang besar, kita juga harus melihat prospek usaha yang akan ia pilih. Sebab, jika potensi pertumbuhan usahanya kecil, jangka waktu balik modal akan semakin lama. Indikatornya bisa dari informasi mengenai kinerja cabang milik pewaralaba yang sudah ada. Misalnya apakah banyak yang tutup atau justru menuai kesuksesan?
Sesuai isi kantong
Untuk mengurangi risiko ketika terjadi kegagalan, sebaiknya kita mampu mengukur kemampuan modal yang kita miliki. Sebaik apapun sistem dan konsep franchise tersebut, hal tersebut tidak menjamin kesuksesan 100%. Jadi, akan sangat bijaksana kalau kita tidak menaruh semua kekayaan kita untuk suatu franchise. Ini tak ubahnya dengan berinvestasi saham. Lebih baik menaruh telur di beberapa keranjang, daripada di satu keranjang (prinsip diversifikasi). Kalau ada keranjang yang jatuh, masih ada keranjang yang lain.
Pelajari kontrak
Jangan terburu-buru, itu kuncinya! Jangan sampai ada kontrak usaha yang hanya merugikan kita sebagai rekanan.
Meskipun dibilang sebagai jalur cepat meraih kesuksesan, namun itu buknlah jaminan. Tanpa kerja keras dan pintar memanfaatkan peluang, jalan sukses itu akan semakin sulit dilalui. Untuk berhasil, kita harus rajin, tekun, penuh semangat, dan rajin melakukan survei pasar. Tanpa itu jangan berharap bakal bisa sukses.
Simpan, Tabung, atau Investasi?
Menyimpan, adalah kegiatan kita menimbun dana dengan suatu medium tertentu. Dari kegiatan ini kita tidak mendapati adanya perubahan kuantitas dana, namun justru perubahan nilai uang yang kita dapat. Contoh gampangnya: kita memindahkan dana kita sejumlah Rp 10 juta. Dana ini akan tetap ‘membeku’ sampai jangka waktu tertentu, tapi nilainya bisa berubah bahkan cenderung turun (tingkat inflasi dunia saat ini memungkinkan hal itu terjadi). Medium yang dipakai semacam celengan ayam, arisan, atau yang sedang marak adalah asuransi yang memberikan pengembalian pembayaran premi. Di sini uang premi dikembalikan sesuai jumlahnya namun nilainya sudah turun.
Menabung, adalah kegiatan mengembangkan dana dengan jumlah yang meningkat. Yang menjadi indikator pembanding adalah inflasi. Kalau hasil pengembangan dana masih dibawah inflasi, kegiatan ini sekedar menabung bukanlah investasi. Sebagai contoh adalah tabungan dan deposito bank. Perhatikan tingkat bunga yang diberikan dan bandingkanlah dengan tingkat inflasi yang ada. Kebanyakan dari contoh-contoh pasti memberikan hasil lebih kecil dari inflasi.
Investasi, terjadi bila kegiatan mengembangkan dana mampu memberikan hasil lebih tinggi dari nilai inflasi. Contohnya, kita beli semacam ruko sebesar Rp 600.000,00 per meter persegi pada tahun 2004. Tahun ini, harganya 1,2 juta rupiah per meter persegi. Selama lima tahun telah naik 100 % atau 20 % per tahun. Dengan inflasi sekitar 8% - 10% per tahun, investasi di properti seperti tanah meningkat lebih tinggi dari inflasi. Bisa dibilang investasi merupakan pilihan ‘cerdas’ dari semua opsi keuangan yang ada.
Lalu apakah menabung dan menyimpan itu salah? Tidak, saya katakan. Satu hal pokok yang menjadi titik ukur keputusan kita adalah Tujuan Keuangan kita. Misalnya untuk opsi menyimpan, dengan salah satu poinnya adalah asuransi yang sudah disebutkan diatas, kita memperoleh manfaat berupa jaminan asuransi itu sendiri, plus mendapat dana meski nilainya tak seberapa. Tabungan akan sangat berguna untuk jangka pendek dan dana darurat. Kedua tujuan ini membutuhkan likuiditas dana yang tinggi, sehingga imbal hasil bukan menjadi fokus utama menabung.
Jadi, siasati rencana keuangan anda dengan terlebih dulu menetapkan tujuan keuangan anda.
Selasa, 30 Juni 2009
Referensi Pilpres 2009 – 2: The Battle of Character
Dunia sudah berubah dan benar-benar menjadi horisontal, sehingga untuk menjadi orang nomor satu, entah presiden atau perdana menteri, pendekatan ‘battle of brand’ sudah menjadi kuno! Para kandidat pemimpin negara sudah saatnya harus masuk dalam suatu era ‘battle of character’. Jurnalis dan penulis buku Glenn Smith pernah berkata:
“Advertising and Marketing gurus hve so successfully established the importance of ‘brand’; that we in the political sphere often lose sight of the real core of political argument: character. The distinction is not trivial. Brand is about a list of facts or attributes. It’s character (that) people use in sizing up strangers, checking in on friends, weighing the merit of a politician.”
Pendeknya, brand is nothing without character! Kalau mau membangun brand gampang sekali, pasang saja nama kita di koran beroplah besar dan jangkauan luas, maka brand kita akan menuai ‘instant awareness’. Sekalian saja dibumbui gagasan ‘penuh bunga’ dan statement ‘kecap nomor wahid’. Dijamin deh, akan cepat naik, dan cepat juga dilupakan. Di sisi lain, membangun karakter tidak bisa seperti karbitan belaka. Karena karakter adalah intangible asset krusial (atau bahkan paling krusial) bagi politisi yang pembetukannya melalui proses akumulasi.
Bagaimana karakter para capres kita?
SBY sebagai incumbent menunjukkan karakter yang tenang, tidak buru-buru, semua harus dipikir secara matang dan hati-hati.
JK menunjukkan karakter tipikal sebagai entrepreneur sejati yang maunya adalah get things done as soon as possible yang tercermin dari tagline kampanyenya ‘lebih cepat, lebih baik’.
Mega mencoba mengusung karakter kerakyatan yang dulu pernah menjadi citra partai PDI-P sebagai partainya wong cilik.
Coba kita perhatikan dan analisa lebih mendalam:
Pertama, apakah karakter yang ditunjukkan para capres memang valueable atau berarti pada kita?
Kedua, apa benar karakter yang diusung oleh setiap capres merupakan karakter yang otentiknya yang tidak dibuat-buat semata-mata untuk memenangkan pemilu mendatang?
Ketiga, apakah para capres tersebut didampingi oleh cawapres yang sejalan karakternya?
Keempat, seandainya karakter para cawapres tersebut memang sejalan dengan para capres pasangannya, apakah karakter para cawapres tersebut adalah memang karakter otentik yang memang merupakan DNA-nya?
Semakin banyak jawaban ya yang kita berikan, maka mungkin itulah capres yang akan kita pilih dengan asas ceteris paribus.
INGAT! BUKANLAH SEBERAPA HEBAT SEORANG KANDIDAT BISA MENYERANG ATAU MENJELEK-JELEKKAN PESAINGNYA, NAMUN LEBIH PADA REPUTASI NYATA DARI KANDIDAT ITU SENDIRI.
Artikel terkait di www.markplusclub.com
Referensi Pilpres 2009 – 1: Six Pillar of Characters
Baru-baru ini Indonesia Political Marketing Research (IPMR) mencoba melakukan studi mengenal karakter setiap calon presiden. Studi ini didasarkan pada Six Pillar of Character dari Joshepson Institute. Dimensi Six Pillar of Character itu adalah:
Trustworthiness, dengan simbol Think True Blue, adalah orang yang jujur, tidak suka berbohong, memiliki kebernian melakukan hal yang benar, dan loyal terhadap keluarga, teman, bangsa, dan negara.
Respect, dengan simbol Think The Golden Rule, adalah orang yang memiliki toleransi terhadap perbedaan, memiliki sikap dan tutur kata yang baik, orang cinta damai, dan tidak suka melukai perasaan orang lain.
Responsibility, dengan simbol Think as Being Solid and Reliable Like a Green Oak Tree, adalah orang tekun dan tidak mudah menyerah, selalu melakukan yang terbaik, disiplin, berpikir sebelum bertindak dan bertanggung jawablah atas keputusan yang telah diambil.
Fairness, dengan simbol Think of Dividing an Orange into equal sections to share fairly with friends, adalah orang yang taat terhadap norma dan kaidah berlaku, menghormati hak orang lain, memiliki cara pikir yang terbuka, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, dan tidak mudah menyalahkan orang lain secara serampangan.
Caring, dengan simbol Think of a Red Heart, adalah orang yang selalu bersikap baik, memiliki rasa belas kasih dan peduli, suka memaafkan dan membantu orang lain.
Citizenship, dengan simbol Think Regal Purple as Representing The State adalah orang yang aktif berkontribusi kepada masyarakat disekitarnya, bangsa dan negara, terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan, taat hukum dan peraturan perundangan, menghormati otoritas kenegaraan dan peduli dengan lingkungan.
Tentu saja studi yang mereka lakukan tidak merefleksikan seluruh pemilih di Indonesia. Studi ini secara terbatas memotret karakter setiap capres yang akan bertarung pada Pilpres 2009. Harapannya adalah siapapun nanti yang terpilih pada pemilu 2009 ini adalah putra terbaik bangsa dan siapapun yang anda pilih pada tanggal 8 Juli 2009 nanti merupakan pilihan terbaik menurut anda. Selamat Menyontreng!
Artikel terkait di www.markplusclub.com
Minggu, 28 Juni 2009
Siraman Rohani -1 : Religius Yang Benar
Tema kotbah kali ini adalah Religius Yang Benar. Perikop kali ini diambil dari Kitab Perjanjian Baru Injil Matius 7:15-23 tentang Hal Pengajaran Yang Sesat. Demikian sabda tuhan:
15 “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
21 Bukan setiap orang yang berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bpa-ku yang di sorga.
22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Maksud Yesus dalam perikop ini adalah untuk memperingatkan para kaum Farisi dan pemuka-pemuka agama Yahudi pada saat itu, yang selalu menganggap diri mereka saleh dengan berkoar-koar, “Demi nama Tuhan” dan selalu berdoa di depan orang banyak. Itu semua demi membentuk pemikiran orang-orang kalau mereka itu saleh dan suci. Namun, Yesus sendiri yang mengecam pemikiran sempit mereka, salah satunya dengan gaya bahasa perumpamaan seperti di atas. Sikap religius mereka adalah sikap religius yang salah.
Lalu seperti apa sikap religius yang benar? Petunjuknya ada pada salah satu perumpamaan Yesus yang lain, yaitu kisah seorang Samaria yang murah hati. Masih ingat? Bagi yang tidak tahu atau lupa silahkan disimak. Yang sudah tahu tetap dibaca, biar imannya semakin bertumbuh.
Ada seorang pengelana yang berjalan dari Yerusalem ke Yerikho. Di tengah jalan ia dihadang sekawanan perampok. Bukan hanya dirampok semua hartanya, tapi juga dipukul dan ditinggalkannya setengah mati. Kebetulan seorang imam lewat jalan itu, melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi, kaum yang setingkat dengan pemuka agama Yahudi, namun juga berbuat hal yang sama dengan imam tadi. Lalu datanglah seorang Samaria, dan tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya dan membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar pada pemilik penginapan itu, katanya : Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Suatu hal yang ironis, bahwa orang Samaria, yang selalu dianggap sebagai kaum yang najis oleh para pemuka-pemuka agama Yahudi oleh karena mereka sudah berbaur dengan bangsa-bangsa kafir, menunjukkan kasih yang lebih besar terhadap sesama dibandingkan dengan imam dan orang Lewi Yahudi tersebut. Lalu apa hubungannya dengan sikap religius yang benar?
Dasar dari pengajaran agama Kristen adalah yang disebut dengan Hukum Kasih, dimana kita harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi kita yang serupa dengan sikap kita yang harus mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Dengan berbuat seperti yang dikehendaki oleh Tuhan Allah, yaitu dengan mengasihi Tuhan dan sesama kita, kita sudah semakin dekat dengan sikap religius yang benar.
Karena itu, kita juga harus mawas diri. Ingat-ingat lagi apa yang sudah kita perbuat untuk Tuhan dan sesama kita. Apakah kita sudah benar-benar melakukan kehendak-Nya? Ataukah kita hanya memakai nama-Nya untuk membenarkan setiap aksi kita kepada sesama manusia? Jangan sampai di hari penghakiman nanti, saat kita berada dihadapan-Nya, Tuhan menjawab seperti yang ada di perikop diatas. Namun kebalikannya, yaitu “Mari hamba-Ku yang beriman, duduklah di sisi kanan-Ku dimana terdapat hidup bahagia yang kekal”.
Minggu, 14 Juni 2009
Cinderamata Cincin Emas Buat Anggota DPR ??
Mari kita lihat kinerja mereka selama ini. Dari kacamata saya yang baru saja naik jadi minus 1 bulan ini, hanya sedikit yang sungguh2 niat menjalankan perannya sebagai wakil kita. Tapi itupun sifatnya musiman dan performa mereka cenderung naik-turun. Sisanya yang sebagian besar masih saya anggap tidak memuaskan.
Masih ingat berita tentang pak SBY yang memarahi para wakil rakyat dalam sebuah rapat sekitar satu setengah tahun yang lalu? Ih, malu-maluin banget! Udah gede kok masih dimarahi? Jangan-jangan waktu kuliah juga tidur gara-gara dosennya nyanyi lagu nina bobo yah? Ada juga kenyataan bahwa mereka masih utang pada kita 129 RUU yang belum diselesaikan. Bukannya RUU yang wajib mereka selesaikan berjumlah (kalau tidak salah) 284 RUU? Belum lagi kalau dicermati seksama bahwa dari 155 UU yang sudah disahkan terdapat sekitar 90-an UU yang sebenarnya merujuk pada UU yang sama dan harusnya itu bisa dilakukan dalam tempo jang sesingkat-singkatnya bukan?
Jadi, saya setuju sekali dengan salah satu karya seorang karikatur dari sebuah koran yang cukup terkenal yang mangatakan, "Terimalah cincin imitasi ini, sebagai ucapan terima kasih kami atas janji-janjimu yang palsu". Kira-kira seperti itulah!
Bagaimana menurut anda?
Mount Tea Berbahaya ??
"Eh, loe tahu gak kalo itu ada bahayanya?"
Kaget mendengarnya, saya hampir tersedak.
"Kok bisa?? Tahu dari mana?"
Melalui pembicaraan kurang dari lima menit tersebut, saya baru tahu kalau produk tersebut memakai semacam unsur yang namanya "Essence" ato apapun itu. Karena saya bukan anak IPA saya tidak terlalu paham, tapi konsumsi yang berlebihan bisa menyebabkan ginjal kita terganggu. Teman saya bilang juga kalau ibunya pernah menjadi pencicip rasa di pabriknya sana. Mungkin saja ibunya lulusan IPA jadi bisa tahu hal-hal semacam itu.
Wah, jadi seperti Mi Instan saja yah? Padahal Mi dan Mount Tea sama-sama enak lho... Kalo gitu saya akan mengurangi konsumsi saya terhadap produk tersebut, karena saya masih mau hidup lebih lama.
Oh ya, tulisan diatas berdasarkan pengalaman 'mendengarkan' saya, jadi belum sampai 'merasakan'. Bagaimana menurut anda?
Senin, 01 Juni 2009
SBY : Sang Kuliner
Tahu gak sih, kalo presiden SBY ternyata adalah jagoan kuliner yang cukup lihai! Beliau sangat ahli apalagi kalau urusan Soto-menyoto. Beliau mengaku bahwa soto kesukaannya adalah soto Kudus di Gandapura, Bandung dan beliau adalah langganan soto ini mulai dari letnan dua, jenderal bintang empat, bahkan sampai pensiun!
Apa beliau cuma bisa mengomentari makanan saja? Lihat lagi fakta yang satu ini.
Beliau menuturkan juga kalau beliau jago membuat rujak cingur. Menurut presiden, ada tujuh maacam bumbu yang harus ada di makanan ala Jawa Timur tersebut (yang hobi masak catat baik-baik yah :p). Yaitu cabe, kacang tanah, garam, asam, terasi, petis, dan pisang klutuk yang mentah dicampur gula merah.
Bahkan kabarnya, istri sang presiden, Ani Yudhoyono berkata kalau dia masih kalah hebat dari suaminya kalau sudah berurusan dengan rujak cingur buatan SBY.
Ada yang mau mencoba rujak buatan SBY ?? XD
Senin, 25 Mei 2009
Kebebasan Pers Terancam!?
Cerita singkatnya begini. Korban diketahui menulis sebuah artikel tentang adanya dugaan penyimpangan proyek di Dinas Pendidikan, dimana pelaku kejahatan yang bernama Komang Gede , yang menjabat sebagai akunting proyek pembangunan sekolah TK Internasional di Bangli. Pembunuhan tersebut dilakukan di kediaman Nyoman Susrama, yang juga dikenal sebagai adik dari salah satu pejabat di Bangli. (Wah, tercium tanda-tanda korupsi dana nih)
Yang saya khawatirkan, bisa saja masyarakat takut untuk berpendapat bila kebebasan dan keamanan jiwanya terancam. Karena itu saya mohon pada pihak aparat dan pemerintah yang bersangkutan, tolong beri kami rasa aman untuk menyampaikan pendapat kami secara terbuka.
Selamat Datang di Blog Saya!
Akhir kata saya ucapkan "Terima Kasih" atas partisipasi anda memilih membaca blog saya. Selamat menikmati... ^0^