Rabu, 01 Juli 2009

Simpan, Tabung, atau Investasi?

Tulisan ini saya buat berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi dimana masih banyak orang yang punya persepsi salah mengenai keberbedaan tiga ‘mahluk’ di atas. “Saya sudah berinvestasi untuk masa depan anak dengan menabung di Bank A”, adalah pernyataan yang masih saya jumpai di kampung saya. Untuk itu saya mencoba menguraikan dengan sederhana, perbedaan paling pokok dari ketiga jenis strategi perencanaan keuangan tersebut.

Menyimpan, adalah kegiatan kita menimbun dana dengan suatu medium tertentu. Dari kegiatan ini kita tidak mendapati adanya perubahan kuantitas dana, namun justru perubahan nilai uang yang kita dapat. Contoh gampangnya: kita memindahkan dana kita sejumlah Rp 10 juta. Dana ini akan tetap ‘membeku’ sampai jangka waktu tertentu, tapi nilainya bisa berubah bahkan cenderung turun (tingkat inflasi dunia saat ini memungkinkan hal itu terjadi). Medium yang dipakai semacam celengan ayam, arisan, atau yang sedang marak adalah asuransi yang memberikan pengembalian pembayaran premi. Di sini uang premi dikembalikan sesuai jumlahnya namun nilainya sudah turun.

Menabung, adalah kegiatan mengembangkan dana dengan jumlah yang meningkat. Yang menjadi indikator pembanding adalah inflasi. Kalau hasil pengembangan dana masih dibawah inflasi, kegiatan ini sekedar menabung bukanlah investasi. Sebagai contoh adalah tabungan dan deposito bank. Perhatikan tingkat bunga yang diberikan dan bandingkanlah dengan tingkat inflasi yang ada. Kebanyakan dari contoh-contoh pasti memberikan hasil lebih kecil dari inflasi.

Investasi, terjadi bila kegiatan mengembangkan dana mampu memberikan hasil lebih tinggi dari nilai inflasi. Contohnya, kita beli semacam ruko sebesar Rp 600.000,00 per meter persegi pada tahun 2004. Tahun ini, harganya 1,2 juta rupiah per meter persegi. Selama lima tahun telah naik 100 % atau 20 % per tahun. Dengan inflasi sekitar 8% - 10% per tahun, investasi di properti seperti tanah meningkat lebih tinggi dari inflasi. Bisa dibilang investasi merupakan pilihan ‘cerdas’ dari semua opsi keuangan yang ada.

Lalu apakah menabung dan menyimpan itu salah? Tidak, saya katakan. Satu hal pokok yang menjadi titik ukur keputusan kita adalah Tujuan Keuangan kita. Misalnya untuk opsi menyimpan, dengan salah satu poinnya adalah asuransi yang sudah disebutkan diatas, kita memperoleh manfaat berupa jaminan asuransi itu sendiri, plus mendapat dana meski nilainya tak seberapa. Tabungan akan sangat berguna untuk jangka pendek dan dana darurat. Kedua tujuan ini membutuhkan likuiditas dana yang tinggi, sehingga imbal hasil bukan menjadi fokus utama menabung.

Jadi, siasati rencana keuangan anda dengan terlebih dulu menetapkan tujuan keuangan anda.

Tidak ada komentar: