Rabu, 01 Juli 2009

Tips Waralaba / Franchise

Bisnis waralaba atau franchise tumbuh subur laksana jamur di musim penghujan. Tapi jangan salah, tak semua franchise berpotensi mendatangkan untung besar. Jika tak pandai-pandai memilih jenis franchise, mimpi untuk menjadi pengusaha sukses lewat jalur pintas ini bisa terkubur.

Untuk itu berikut adalah beberapa panduan yang tepat untuk memilih sebuah franchise:

Terbukti Sukses

Dalam memilih franchise, sejarah usaha tersebut harus jelas, karena sangat penting. Disarankan agar memilih franchise yang memilik neraca keuangan stabil dalam lima tahun. Itu menunjukkan, konsumen sudah mampu menerima bisnis tersebut.

Unik dan unggul

Di tengah persaingan ketat saat ini, keunikan sebuah usaha bisa menjadi penentu kesuksesan. Contohnya, franchise restoran. Keunikan bumbu masak bisa menjadi kekuatan daya jual produk.

Brand sudah dikenal

Sebuah franchise minimal harus memiliki tiga cabang. Agar lebih gampang menjalankan usaha ini, sebaiknya kita memilih yang sudah terkenal. Dengan demikian ketika bersaing di pasar akan lebih mudah.

Ada standardisasi usaha

Sebuah franchise yang baik harus memiliki sistem pembukuan, dokumentasi, rekrutmen serta program pelatihan karyawan yang sudah baku dan terbukti bermutu. Melalui standardisasi ini kita bisa melakukan evaluasi atau perbandingan dengan yang lainnya, jika kemudian usaha kita kurang berhasil.

Pangsa pasar besar

Untuk mengurangi risiko pasar, sebaiknya kita memilih usaha yang menjadi kebutuhan banyak orang. Misalnya, bisnis makanan dan kebutuhan pokok lainnya, yang sudah dilakukan oleh Indomaret yang punya 3000-an gerai waralaba.

Prospek cerah

Agar tak sia-sia membayar franchise fee yang besar, kita juga harus melihat prospek usaha yang akan ia pilih. Sebab, jika potensi pertumbuhan usahanya kecil, jangka waktu balik modal akan semakin lama. Indikatornya bisa dari informasi mengenai kinerja cabang milik pewaralaba yang sudah ada. Misalnya apakah banyak yang tutup atau justru menuai kesuksesan?

Sesuai isi kantong

Untuk mengurangi risiko ketika terjadi kegagalan, sebaiknya kita mampu mengukur kemampuan modal yang kita miliki. Sebaik apapun sistem dan konsep franchise tersebut, hal tersebut tidak menjamin kesuksesan 100%. Jadi, akan sangat bijaksana kalau kita tidak menaruh semua kekayaan kita untuk suatu franchise. Ini tak ubahnya dengan berinvestasi saham. Lebih baik menaruh telur di beberapa keranjang, daripada di satu keranjang (prinsip diversifikasi). Kalau ada keranjang yang jatuh, masih ada keranjang yang lain.

Pelajari kontrak

Jangan terburu-buru, itu kuncinya! Jangan sampai ada kontrak usaha yang hanya merugikan kita sebagai rekanan.

Meskipun dibilang sebagai jalur cepat meraih kesuksesan, namun itu buknlah jaminan. Tanpa kerja keras dan pintar memanfaatkan peluang, jalan sukses itu akan semakin sulit dilalui. Untuk berhasil, kita harus rajin, tekun, penuh semangat, dan rajin melakukan survei pasar. Tanpa itu jangan berharap bakal bisa sukses.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Tulisan yang bagus, trims atas infonya. Tapi bagaimana dengan MLM? Saya dengar2 mereka mengatas namakan dirinya Personal Franchising. Apa benar? padahal kalo saya lihat mereka cuman jualan dan merekrut orang, tidak lebih dari itu. bagaimana mas?