Merujuk dari kepercayaan orang Hindu, sekaligus perpaduan sejarah keimanan Islam dan Nasrani, berikut adalah penjabaran generasi manusia pada umumnya:
1. Generasi Merah: generasi awal umat manusia. Berkemampuan dasar untuk mencari makan, mencari perlindungan, dan membela diri. Dalam perspektif spiritualitas, mereka adalah anak-anak yang “lahir” dari sebuah eksistensi yang kristal. Generasi ini mengembangkan otot mereka, mempertajam indra untuk sensor, dan kepentingan persaingan. Maka, jangan heran jika anak Adam bertengkar dan saling bunuh antara mereka sendiri. Bukan Adam yang salah, tetapi mungkin disebabkan oleh pembuat klon Adam (maksudnya Adam dan Hawa sendiri) yang tidak bisa membuat “Hawa” yang sempurna. Hal ini diperparah dengan pernikahan incest, yang secara genetis membuat sel anak Adam terdegradasi menjadi generasi merah sekaligus menjadi generasi paling awal di bumi ini.
2. Generasi Oranye: generasi ini masih terkonsentrasi pada masalah seksual saja, untuk memenuhi prioritas mengisi bumi ini. Maka mereka secara naluri, dituntut untuk banyak melakukan hubungan seksual, segera beranak-pinak sebanyak-banyaknya agar bumi makin penuh. Mereka mewarisi kemampuan dasar generasi sebelumnya. Anak-anak dari anak-anak Adam diceritakan masih memiliki anak kembar. Masing-masing kira-kira memiliki 10-20 anak kembar.
3. Generasi Kuning: generasi ini sudah menyadari kepentingan persediaan bahan makanan dan pola hidupnya sudah mulai menetap. Mereka mewarisi kemampuan dasar generasi sebelumnya Mereka sudah mulai membuat rumah dan peternakan sendiri. Mereka sudah mulai menyadari pentingnya hidup berkelompok dan membuat alat musik. Nabi Nuh termasuk dalam generasi ini.
4. Generasi Hijau: generasi ini mulai mempertanyakan arti kekuasaan. Mulai ada ego untuk menjadikan diri sebagai pemimpin dan menguasai orang lain. Generasi hijau sering terlibat dalam perang, perkelahian, dan sering pula saling jegal antar teman demi memenuhi ambisi pribadi. Kekerasan menguasai penuh pada generasi hijau. Pada saat inilah kemanusiaan mulai dipertanyakan. Beberapa manusia mengangkat diri mereka sebagai penguasa, bahkan Tuhan. Yesus Kristus hadir di awal generasi tersebut untuk memberitahukan kedatangan akhir zaman. Sesudah itu, mulai bermunculan para rasul yang menyebarkan ajaran Kristiani dan Nabi Muhammad Saw dengan ajaran Islam.
5. Generasi Biru: generasi ini menjawab pertanyaan generasi hijau. Saat ini, sebagian besar orang dewasa di kehidupan kita adalah generasi biru. Generasi ini menggunakan otak dan kemampuan pribadinya untuk mengambil jalan terbaik bagi mereka sendiri. Generasi biru tidak menyukai kekerasan dan tidak suka mencampuri urusan orang lain. Otak lebih dikembangkan dan dibuktikan dengan banyaknya penemuan dan keberhasilan bisnis. Ini adalah masa ketika manusia mengalami modernisasi yang penuh dengan diskusi dan rapat penting. Dalam setiap rapat, security antar-pribadi lebih diutamakan. Ironisnya, kalau salah berkembang, generasi ini bisa tumbuh menjadi generasi egois dan semau gue, bahkan tidak segan-segan mengorbankan orang lain asalkan dirinya sendiri bisa makmur.
6. Generasi Indigo: generasi ini adalah jawaban dari generasi biru. Generasi ini tidak lagi mengambil security untuk kesenangan pribadi, tapi untuk kesenangan orang banyak. Generasi indigo lebih senang berada dalam kesendiriannya bersama dengan dimensi spiritualitasnya yang terus berdinamika. Mereka, sedikit banyak, berusaha menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang. Diperkirakan generasi indigo adalah generasi-generasi sebelum “Adam” yang hadir kembali, mempersiapkan dan membimbing para generasi kristal awal untuk bisa menyambut datangnya akhir zaman. Kita semua yang berumur 20 tahunan, termasuk dalam generasi terakhir indigo.
7. Generasi Kristal: Generasi ini adalah puncak dari seluruh kapasitas manusia. Generasi yang merupakan lanjutan dari generasi indigo yang memiliki kadar ketuhanan dan kenabian yang tinggi. Spiritualisme tinggi serta merupakan jiwa-jiwa yang telah melalui berbagai macam bentuk tempaan kehidupan. Generasi yang hanya ada 1 kristal yang terpilih menggantikan “Adam” yang lama dalam kehancuran di siklus 5000 tahun. Generasi Kristal, dalam beberapa literatur, juga disebut sebagai “the old soul”. Artinya, mereka yang sebelumnya pernah menghuni bumi, kembali ke bumi untuk mengisi bumi dari awal lagi. Dari penjabaran itu, maka hanya generasi kristal – yang tinggi kadar jiwanya – yang akhirnya menjadi Adam lagi. Siapa dia? Hanya Tuhan yang tahu.
Orang-orang indigo adalah generasi supranaturalis yang mampu memadukan teori-teori sains dan teknologi informatika dengan kemampuan spiritualitas ketuhanan mereka. Maksud dan tujuan kehadiran kita sebagai generasi indigo adalah tugas yang diembannya di muka bumi ini. Orang-orang indigo dan kristal, secara umum mempunyai tugas:
1. Menjaga harmonisasi alam nyata, alam spiritual beserta penghuninya, serta manusia dalam hubungan dengan Tuhan.
2. Membantu penumbuhan kesadaran pada manusia akan kebenaran yang mulai ditinggalkan.
3. Membantu pengeliminasian penyebab ketidakseimbangan harmonisasi dan penumbuhan kesadaran. Terutama manusia yang jahat dan buruk akhlaknya, serta mahluk lain yang berusaha menggagalkan misi ini. Penulis, secara jujur, kurang setuju dengan literatur yang menyatakan hal ini. Sebab, manusia yang jahat sekalipun bisa bertobat dan berbalik pada Tuhan.
4. Saling berkoneksasi dan berinteraksi antar-indigo dan mahluk di dimensi spiritualitas, dalam rangka tugas-tugas di atas
5. Membantu pengembalian kekuasaan di bumi kepada manusia yang berhak memegangnya.
6. Membantu pelaksanaan kekuasaan tersebut sampai tiba masanya berakhir.
Yang menarik, orang kristal adalah generasi terakhir dari warna-warna yang pernah muncul. Warna ini tidak pernah muncul di masa-masa sebelumnya dan muncul di bagian akhir dari semua generasi indigo. Menurut teori spektrum cahaya, kristal yang berwarna bening adalah perpaduan semua warna cahaya yang sudah menyatu dalam satu frekuensi yang sama, yakni cahaya tunggal tidak berwarna. Bila mau dikaitkan dengan bidang agama: suatu lambang kesempurnaan. Tujuan akhir penyatuan kepada Yang Maha Esa dan Sumber Kehidupan.
Bisa diamati, bahwa ciri khas psikologis dan perilaku generasi indigo sangat unik dan ganjil, sehingga mereka perlu pola pendidikan yang baru. Pola pendidikan lama yang sangat mengandalkan otak kiri, justru semakin susah dinikmati oleh mereka. Jangan sampai para generasi tua mengabaikan permintaan dan kebutuhan mereka untuk berkembang dengan cara yang unik. Skenario buruknya, intelijensi dan pikiran mereka bisa kacau dan mereka akan menjadi tersesat, karena posisinya yang berada di antara pergantian generasi yang mensyaratkan survival dalam hal duniawi dengan generasi yang lebih mementingkan aspek spiritualitas dan idealisme.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar