Rabu, 15 September 2010

Resensi : Grow From Within

Oke! Setelah sekian lama saya menghilang dari peredaran, kini saya kembali dengan tulisan baru yang juga layak anda baca.

Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Selamat hari raya Idul Fitri teristimewa untuk sahabat-sahabatku umat muslim se-Indonesia dan sedunia. Semoga rahmat Tuhan Allah mendamaikan hati kita sekalian. Amin! ^ /.\ ^

Nah, kali ini saya akan menulis tentang resensi sebuah buku yang pernah dimuat di majalah Marketeers edisi Agustus 2010. Saya akan menulis beberapa hal yang memang sudah ada di majalah tersebut, namun pastinya akan bermanfaat untuk anda sekalian yang ingin gratis! *mental mahasiswa rantau! Hehehe...*

Judul buku itu adalah Grow From Within: Mastering Corporate Entrepreneurship And Innovation karangan Robert C.Wolcott and Michael J. Lippitz. Menjelaskan bagaimana sebuah bisnis baru bisa dibentuk di dalam berbagai korporasi dan dengan cara yang efektif melalui inovasi dan corporate entrepreneurship. Di sana juga ditekankan empat model yang dominan dalam membentuk corporate entrepreneurship, variasi-variasi untuk memerger inovasi dengan strategi korporat, dan syarat-syarat kepemimpinan dalam mengembangkan lini bisnis yang baru.

“Great innovation ideas cannot stand alone in sustaining the business success and growth. It needs to be driven by a well-thought strategic management.”

Empat model yang pernah disebutkan di atas tersebut membicarakan tentang bagaimana inovasi dapat berupa bermacam-macam bentuk di dalam perusahaan yang saling berbeda pula:

1. Opportunist – Tidak ada pendekatan disengaja terhadap corporate entrepreneurship (contoh: Zimmer)
2. Enabler – Perusahaan menyediakan pendanaan serta atensi para senior eksekutif terhadap beberapa proyek yang prospektif (contoh: Google)
3. Producer – Perusahaan membentuk dan mensupport sebuah grup yang bersifat full-service dengan satu mandat, demi corporate entrepreneurship (contoh: Cargill)
4. Advocate – Perusahaan sangat ‘menyucikan’ corporate entrepreneurship, namun unit-unit bisnis lah yang menyediakan pendanaan utama.

Radar Inovasi yang disebutkan di sana juga, mendeskripsikan 12 cara yang berbeda dimana perusahaan mampu berinovasi untuk menciptakan bisnis baru dan atau bisnis yang sudah ada. Setiap entrepreneur maupun intrapreneur sebaiknya juga harus mempertimbangkan keduabelas elemen tersebut, agar sukses mencetak keuntungan dari ide-ide mereka (semua staff internal-red) dan memastikan sustainable company’s growth.

Dalam mengambarkan model tersebut, berhubung saya tidak mempunyai gambar radar inovasinya, bayangkanlah sebuah jam dinding yang terdiri dari kedua belas angka yang berputar searah jarum jam. Berikut adalah keduabelas elemen radar inovasi yang disajikan berdasarkan penggambaran tersebut:

1. Offerings – WHAT are you selling?
1.1. Platform*
1.2. Solution*
2. Customers – WHO are you selling it to?
2.1. Customer Service*
2.2. Value Capture*
3. Processes – HOW will you create, sell, deliver, and service it?
3.1. Organization*
3.2. Supply Chain*
4. Presence – WHERE will you engage your customers to do business?
4.1. Networking*
4.2. Brand*
(* menunjukkan bahwa mereka adalah para sub-element)

Buku ini wajib dibaca oleh semua entrepreneur yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap inovasi. Di era globalisasi, dimana pasar sudah semakin bersifat horizontal, kemampuan internal entrepreneurship menjadi tulang punggung untuk membentuk daya kompetitif perusahaan.

==================================================================
After read this article, please comment to show that you participated in this blog's growth and development.